Kerajaan Perlak atau Kesultanan Peureulak merupakan kerajaan bercorak Islam tertua dan pertama di Nusantara. Kerajaan Perlak terletak di wilayah Perlak, Aceh Timur. Diperkirakan, Kerajaan Perlak berdiri pada abad ke-9 tepatnya tahun 840 - 1292 Masehi. Meski disebut-sebut sebagai kerajaan tertua, sejumlah bukti mengenai Kerajaan Perlak dari serpihan sejarahnya kurang cukup mendukung karena terbatas.
Awal Berdirinya Kerajaan Perlak
Menurut naskah Hikayat Aceh, pendiri Kesultanan Perlak berasal dari kelompok dakwah asal Mekkah, Arab Saudi yang datang ke daerah Perlak pada 506 Hijriah. Salah satu dalam rombongan tersebut yaitu Sayyid Ali Al-Muktabar yang kemudian menikahi gadis lokal putri Tansyir Dewi.
Pernikahan Sayid Ali dan Tansyir Dewi ini dikaruniai putra yakni Allaidin Sayyid Maulana Abdul Aziz Syah yang menjadi pendiri Kerjaan Perlak sekaligus raja pertama. Allaidin Sayyid Maulana Abdul Aziz Syah beraliran Syiah. Satu hari, pengikut Syiah dan Sunni ini berlawanan sehingga terjadilah perjanjian Alue Meuh dan pemerintahan terbagi dua.
Perlak Baroh (Syiah) berpusat di pesisir sedangkan Perlak Tunong (Sunni) di pedalaman. Satu hari Perlak Baroh dihancurkan Kerajaan Sriwijaya sampai akhirnya kesultanan kembali bersatu.
Raja-raja Perlak
Sultan Marhum Alauddin Sayyid Maulana Abdul Aziz Syah Zhillullah fil Alam (1810 M)
Sultan Alauddin Sayyid Maulana Abdurrahim Syah Zhillulah fil Alam (1833 M)
Sultan Marhum Alauddin Sayyid Maulana Abbas Syah Zhillulah fil Alam (1868 M)
Sultan Marhum Alauddin Sayyid Ali Mughayat Syah Zhillulah fil Alam (1885 M)
Sultan Marhum Alauddin Abdul Qadir Syah Johan Berdaulat Zhillullah fil Alam (1887 M)
Sultan Marhum Alauddin Muhammad Amin Syah Zhillullah fil Alam (1892 M)
Sultan Marhum Alauddin Abdul Malik Syah Zhillullah fil Alam (1909 M)
Sultan Marhum Alauddin Sayyid Mahmud Syah Zhillullah fil Alam (1930 M)
Puncak Kejayaan Kerajaan Perlak
Dalam Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia, puncak kejayaan Kerajaan Perlak salah satunya berkat keberhasilan mereka di bidang niaga. Kerajaan Perlak terkenal sebagai penghasil kayu kualitas terbaik. Jenis kayu-kayu bagus yang berasal dari Perlak ini seringkali dijadikan bahan untuk pembuatan kapal.
Perlak pun berkembang pesat menjadi pelabuhan niaga di abad ke-8 dan disinggahi kapal-kapal besar dari Arab serta Persia. Tak hanya dari sisi perniagaan, agama Islam di Perlak juga ikut berkembang sehingga menjadi pusat penyebaran muslim. Penduduk setempat Perlak banyak yang melakukan perkawinan campur dengan para saudagar muslim.
Kemunduran Kerajaan Perlak
Penyebab kemunduran Kerajaan Perak ini saat dikuasi oleh Sultan Mahmud Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan yang menjalani politik persahabatan. Sultan Mahmud Alauddin menikahkan kedua putrinya dengan raja-raja dari kerajaan tetangga Perlak.
Putri Ratna Kemala menikah dengan Raja Malaka yaitu Parameswara dan Putri Ganggang dinikahkan dengan Raja Al Malik Al-Saleh dari Pasai. Usai Sultan Mahmud Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan wafat, kondisi Kerajaan Perlak mulai tidak stabil dan mengalami kemunduran.
Para saudagar meninggalkan Perlak secara perlahan. Kemudian Kerajaan Perlak diambil alih oleh Raja Pasai dan bergabung dengan Kerajaan Samudera Pasai.
Sumber: CNN Indonesia